Sunday, January 31, 2016

Eksegese Kidung Agung 8: 8-10





Eksegese Kidung Agung 8:8-10

Ayat 8

Hl'_ !yaeä ~yId:ßv'w> hN"ëj;q. ‘Wnl'’ tAxïa'   8
`HB'(-rB;dUY>v, ~AYàB; Wnteêxoa]l; ‘hf,[]N:-hm;(

 8 Kami mempunyai seorang adik perempuan, yang belum mempunyai buah dada. Apakah yang akan kami perbuat dengan adik perempuan kami pada hari ia dipinang?

MT ‘Wnl'’ tAxïa' (n.f.s –prep.-1 c.p. sf.) “We have a…sister”[1]. Kata tAxa' adalah kata benda  feminine singular absolute “sister”, kata  ‘Wnl'’ terdiri dari kata depan l. particle preposition “untuk, kepada”, dan kata Wn suffix (akhiran kata ganti orang) 1st person common plural “kami, kita”.[2] Kata Wnl'’ tAxïa' “kepada saudara perempuan kami”[3]
MT hN"ëj;q (adj. f.s) “little”.[4] Kata hN"ëj;q berasal dari akar kata !j'q' adalah kata adjective feminine singular absolute “muda”.[5] Kata ~yId:ßv'w (conj.-n.m. du) “and breasts”.[6] Kata ~yId:ßv'w terdiri dari kata depan w> particle conjunction “dan”  dv; noun common masculine dual absolute “wanita, perempuan”. Kata ~yId:ßv'w berarti “dan wanita” atau “dan perempuan”.[7] 
MT ‘hf,[]N:-hm;( (interr. –Qal inpf 1 c.p. akar kata  hf[) “what shall we do”.[8] Kata terdiri dari kata hm' adalah pronoun interrogative (kata ganti berbentuk kata tanya) no gender no number “apa, mengapa, begaimana”, kata N; merupakan kata ganti oramg pertama jamak “kami, kita”,[9] dan kata  hf[ kata kerja Qal imperfect 1st person common plural homonym 1(kata yang sama bunyinya) “membuat, melakukan, lakukan”. Kata ‘hf,[]N:-hm “apa kami lakukan”.[10] Ayat-ayat ini lain dari biasanya, tetapi cocok sekali dalam segenap sikap yang tidak terlalu gampang meladeni cinta orang, dan yang menangkis serangan-serangan akan kesuciab wanita. Itulah inti dari segenap kitab Kidung Agung ini. Si gadis Sulam teringat sikap kakak-kakaknya waktu ia masih muda, waktu ia adik mereka dan belum mempunyai buah dada . pada hari ia dipinang, yaitu kalau ia mencapai usia untuk kawin.[11]

 
Ayat 9
   

tr:yjiä h'yl,Þ[' hn<ïb.nI ayhiê hm'äAx-~ai   9
`zr<a'( x:Wlï h'yl,Þ[' rWcïn" ayhiê tl,D<ä-~aiw> @s,K'_

9 Bila ia tembok, akan kami dirikan atap perak di atasnya; bila ia pintu, akan kami palangi dia dengan palang kayu aras.

MT ayh hm'äAx-~ai    (hypoth.part.-n.f.s.-pers.pr. 3 f.s) ”if she is a wall”.[12] Kata hm'äAx-~ai    terdiri dari kata depan ~ai particle conjunction “jika”, dan kata   hm'Ax kata benda feminine singular absolute “dinding”. Kata ayhi pronoun independent (kata ganti orang) 3rd person feminine singular “ia”. Kata ayh hm'äAx-~ai    “jika ia dinding”.[13]

MT  hn<ïb.nI (Qal impf. 1 c.p. akar kata hn<ïb). MT h'yl,Þ[' (-prep.-3 f.s.sf) “we will build upon her”[14]. Kata hn<ïb.nI berasal dari akar kata hnb kata  kerja Qal imperfect dan kata ganti orang pertama jamak “membangun”, kata .nI merupakan kata ganti orang kedua tunggal  “kami, kita”. Kata h'yl,Þ[' terdiri dari kata depan l[; particle preposition “pada” dan suffix (kata ganti) 3rd person feminine singular homonym 2  “pada”. Kata  h'yl,Þ[' hn<ïb.nI “kami membangun pada”.[15]

MT > ayhiê tl,D<ä-~aiw (conj.-v.supra-n.f.s. –v.supra) ”but if she is a door”.[16] Kata tl,D<ä-~aiw terdiri dari kata depan w> particle conjunction “dan”, dan kata  ~ai particle conjunction “jika”. Sedangkan kata tl,D, kata benda feminine singular absolute “a door”. Kata ayh kata ganti orang kedua tunggal feminim “ia”. Kata ayhiê tl,D<ä-~aiw “dan jika ia pintu”[17] Pada waktu itu ia mungkin seperti tembok yang menolak rayuan cinta palsu,mungkin juga ia seperti pintu kalau ia memungkinkan seorang laki-laki menerobosi pertahanan-pertahanannya. Dalam hal yang pertama, kakak-kakaknya akan penuh penghargaan dan memuji dia ; atap perak akan ditambahkan kepada tembok yang sudah didirikan sendiri. Dalam hal yang kedua, kalau kelihatannya ia akan terlalu mudah menyerah, mereka sendiri akan mempertahankan dia: akan kami palangi dia dengan palang kayu aras.[18]



Ayat 10


ytiyyIïh' za'² tAl+D"g>MiK; yd:Þv'w> hm'êAx ynIåa]  10
p `~Al)v' taeîc.AmK. wyn"ßy[eb.
10 Aku adalah suatu tembok dan buah dadaku bagaikan menara. Dalam matanya ketika itu aku bagaikan orang yang telah mendapat kebahagiaan.

MT hm'êAx ynIåa]  (pers.pr. 1 c.s.-n.f.s) “I was a wall”.[19] Kata ynIa] merupakan kata pronoun independent 1st person common singular “saya, aku”. Kata   hm'Ax kata benda  feminine singular absolute “tembok kota”. Kata hm'êAx ynIåa “aku adalah tembok kota”

            MT  tAl+D"g>MiK (prep.-del.art.-n.f.p) “were like towers”.[20] Kata tAl+D"g>MiK terdiri dari kata depan  &. particle preposition  yang sama artinya dengan kata depan  h; particle article “itu”, dan kata  lD'g>mi kata benda masculine plural absolute “manera”. Kata tAl+D"g>MiK “menara itu” Menggambarkan ia kalau sudah dewasa seperti dilukiskan dalam kitab ini, yaitu “buah dadaku bagaikan menara”, maksudnya, ia telah matang benar-benar, pertahanan-pertahanannya bagaikan tembokyang kokoh. Telah mendapat kebahagiaan, maksudnya Salomo menyadari kegagalannya untuk mendapatkan si gadis dan menghentikan segala serangan cintanya; mungkin juga artinya bahwa si gadis hanya mencintai kekasihnya yang benar itu.[21]
           







[1] John J. Owens, Analytical Key to the Old testament Vol 4 (Michigan : Baker Book House, 1991)659
[2] T.G.R. Boeker, Bahasa Ibrani jilid I (Batu : Sekolah Tinggi Teologia “1-3”, 1992)98.
[3] Yoshiaki Hattori, Langkah-Langkah Dalam Eksegese PL (Batu : Institut Injil Indonesia, 1989)71
[4] John J. Owens, Analytical Key to the Old testament Vol 4 (Michigan : Baker Book House, 1991)659
[5] Yoshiaki Hattori, Langkah-Langkah Dalam Eksegese PL (Batu : Institut Injil Indonesia, 1989)71
[6] John J. Owens, Analytical Key to the Old testament Vol 4 (Michigan : Baker Book House, 1991)659
[7] Benjamin Davidson, The Analytical Hebrew Key to the Old Testament (Michigan : Zondervan Publishing House, 1993),747.
[8] John J. Owens, Analytical Key to the Old testament Vol 4 (Michigan : Baker Book House, 1991)659
[9] T.G.R. Boeker, Bahasa Ibrani jilid I (Batu : Sekolah Tinggi Teologia “1-3”, 1992)97.
[10] Ibid
[11] A. Simanjuntak, dkk. Tafsiran Alkitab Masa Kini, jilid 2 (Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1985)363.
[12] John J. Owens, Analytical Key to the Old testament Vol 4 (Michigan : Baker Book House, 1991)659
[13] Yoshiaki Hattori, Langkah-Langkah Dalam Eksegese PL (Batu : Institut Injil Indonesia, 1989)71
[14] John J. Owens, Analytical Key to the Old testament Vol 4 (Michigan : Baker Book House, 1991)659
[15] Benjamin Davidson, The Analytical Hebrew Key to the Old Testament (Michigan : Zondervan Publishing House, 1993),747.
[16] John J. Owens, Analytical Key to the Old testament Vol 4 (Michigan : Baker Book House, 1991)659
[17] Benjamin Davidson, The Analytical Hebrew Key to the Old Testament (Michigan : Zondervan Publishing House, 1993),747.
[18] A. Simanjuntak, dkk. Tafsiran Alkitab Masa Kini, jilid 2 (Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1985)363.
[19] John J. Owens, Analytical Key to the Old testament Vol 4 (Michigan : Baker Book House, 1991)660
[20] Ibid
[21] A. Simanjuntak, dkk. Tafsiran Alkitab Masa Kini, jilid 2 (Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1985)364.

No comments:

Post a Comment